Weda, Koridorindonesia.id– Bendera Sang Saka Merah Putih berkibar di Bumi Fagogoru pada 17 Agustus pagi dan disaat yang bersamaan lahirlah seorang bayi laki-laki mungil nan lucu. Bayi tersebut lahir setelah penantian panjang menunggu si buah hati, anak pertama dari pasangan sederhana yang lahir di daerah kabupaten Halmahera Tengah.
Dari sekian lama menikah kedua pasangan tersebut tak kunjung dikaruniai sosok buah hati. Hingga memasuki tahun kelima pernikahan, tepat di hari kemerdekaan, tepat pada hari Sabtu, 17 Agustus 2024, Alhamdulilah Allah SWT memberikan rejeki dengan menghadirkan sosok buah hati.
Tangisnya pecah pertama kali di dalam ruangan persalinan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Weda Kabupaten Halmaherah Tengah.
Tangisan pertama tersebut beriringan dengan hentakan kaki para pasukan pengibar bendera saat memasuki lapangan upacara dengan tugas mengibarkan bendera. Seakan-akan tangisan tersebut ikut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Dan pada akhirnya, seluruh warga Indonesia juga turut memperingati kelahiran seorang bayi laki-laki tersebut.
Bayi yang diketahui bernama Dirga tersebut merupakan Anak pertama dari Nadrun Panei dan Aslinda Beng. Lahir dari tangan orang tua sederhana, ayahnya Nadrun Panei bekerja sebagai buruh di PT IWIp, salah satu perusahan tambang yang ada di Halmahera Tengah. Sedangkan ubunya, Aslinda Beng bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga.
Dari kesaksian ayahnya kepada Koridor, Nadrun merasakan kegembiraan yang tak tertandingi di hari yang bersejarah ini.
“Ketika bangsa Indonesia merayakan hari kemerdekaan yang ke-79, kami juga menyambut kehadiran bayi laki-laki mungil yang tangisan pertamanya seakan-akan mengikuti hentakan kaki para pasukan Paskibraka dan ikut menyayikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.” ujar Nadrun penuh kegembiraan.
Bayi laki-laki yang lahir dipagi hari bersamaan dengan perayaan sakral bangsa Indonesia itu diberi nama Dirgaha Putra, sebagai simbol harapan dan masa depan yang gemilang.
“Kelahiran Dirgaha terasa seperti hadiah yang tak terduga ditengah perayaan kemerdekaan. Melihat momen ini sebagai simbol dari semangat nasionalisme yang selalu mereka jaga,” ucap ayah Dirga penuh haru.
Ketika bayi mungil itu membuka matanya untuk pertama kali dan menangis, Nadrud mengaku sangat bersyukur, dipenuhi kebanggaan, seperti Sang Saka merah putih yang berkibar dibawah langit biru
Kami merasakan makna baru pada hari itu. Ayunan tangannya seolah-olah melambangkan kibaran bendera pusaka merah putih yang berkibar di depan Puskesmas Weda.
Selaku orang tua, Nadrun dengan penuh rasa bangga memakaikan baju setelan kecil berwarna merah dan putih kepadanya sebagai simbol kebangsaan yang tak hanya menandai identitas negara tetapi juga masa depan yang penuh harapan bagi anak pasangan tersebut. (Ibo*)