Lebih Dari Rp 140 Juta Digelontorkan Pemdes Lifao untuk Program Ketahanan Pangan

Pemdes Lifao, Pulau Morotai Gelontorkan Dana Lebih Dari 140 Juta Untuk Program Ketahanan Pangan

Morotai, Koridorindonesia.id– Pemerintah Desa Lifao, kecamatan Morotai Timur, kabupaten Pulau Morotai merealisasikan program dari kementerian, yakni program ketahanan pangan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.

Guna menunjang program ketahanan pangan tersebut, Pemerintah desa Lifao belanja kebutuhan sarana-prasarana berupa satu unit mesin 15 PK Suzuki, satu unit perahu fiber, dan belanja pembibitan holtikultura untuk kelompok tani.

Mesin dan perahu fiber diprioritaskan untuk kelompok nelayan, sedangkan untuk peternakan masih ditunda karena sisa anggaran belum dicairkan.

Bendahara Desa Lifao, Lambertus Bobaya, ketika ditemui Koridor pada Selasa, (27/08/2024) menjelaskan terkait anggaran program ketahanan pangan (Ketapang) untuk Desa Lifao sudah dilakukan dua kali pencairan, antara lain pencairan tahap pertama 104 juta dan tahap kedua 30 juta.

“Dari total anggaran Ketapang 140 juta lebih, yang sudah dicairkan sebesar 134 juta, sementara 9 juta lebih belum dicairkan karena sisa anggaran untuk belanja kebutuhan kelompok peternakan dan kelompok petani,” ucap Lambertus.

Lambertus juga menambahkan bahwa belanja anggaran program Ketapang antara lain mesin 15 PK merek Suzuki seharga 34 juta termasuk biaya upah buruh dan ongkos transportasi mesin yang belanjanya di Ternate. Sedangkan perahu fiber seharga 70 juta sedang dalam proses pembuatan di Desa Gamlamo, Morotai Timur.

Sementara untuk pembibitan holtikultura, Kata Lumbertus sedang dipesan kepada pihak ketiga sesuai dengan surat perjanjian, namun hingga saat ini pihak ketiga belum menghadirkan pengadaan bibit holtikultura.

Kemudian, Sekretaris Desa Lifao, Morotai Timur, Markus Hihika, menjelaskan bahwa masalah papan informasi anggaran pendapatan belanja desa direncanakan dipasang pada hari Senin mendatang.

Markus berharap agar pihak ketiga yang menangani program holtikultura dapat mempercepat pengadaan bibit, karena kelompok tani sudah banyak yang mempertanyakannya. (Ahlit*)