Koridorindonesia.id– Hajatan pemilu legislatif di Maluku Utara, telah melewati tahapan rekapitulasi perolehan suara pemilu legislatif 2024 DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Melalui metode Sainte Lague yang mengonversi perolehan suara partai politik ke jumlah kursi di parlemen pun telah diketahui.
Caleg terpilih yang mendapat mandat rakyat pun sudah diumumkan. Sedikitnya 265 wakil rakyat produk pemilu legislative 2024. Kepada caleg terpilih, selamat atas mandat yang diterima. Mandat rakyat yang diberikan kepada caleg pilihan, setidaknya tersimpan pesan:
Pertama, caleg terpilih sebelum dilantik dan mengemban tugas konstitusi diparlemen, sebagai anggota dewan terpilih sebaiknya menyiapkan diri secara baik dan mumpuni. Terutama caleg terpilih yang baru pertama kali masuk ke parlemen. Bekali diri dengan sempurna, terutama terkait fungsi, tugas dan tanggung jawab kerja-kerja kedewanan. Bagaimana fungsi anggaran, legislasi dan pengawasan dijalankan secara baik dan maksimal.
Pesan kedua, caleg terpilih jangan sampai kehilangan kepekaan dan kepedulian terhadap denyut persoalan yang dirasakan dan digeluti masyarakat di dapil masing-masing.
Pesan ketiga, caleg terpilih jangan sampai terbuai oleh kekuasaan yang menjerumuskan, sehingga menjadikan caleg terpilih lupa atas tugas dan tanggung jawab utamanya, mengurus dan memperjuangkan nasib rakyat yang diwakilinya.
Pesan keempat, caleg terpilih harus bisa membangun komunikasi politik yang kritis terhadap kebijakan pemerintah. Juga memperluas komunikasi politik dengan berbagai elemen masyarakat terkait untuk mendukung tugas-tugas kedewanan bagi kepentingan masyarakat yang diwakilinya.
Pesan rakyat yang melekat pada mandatnya itu, akan terus diikuti dan dievaluasi oleh rakyat sebagai pemberi mandat. Ingat, rakyat punya cara tersendiri dalam menilai sepak terjang wakilnya diparlemen. Dan rakyat juga punya cara tersendiri untuk memutuskan, apakah kerjasama politik yang sudah terbangun dengan wakilnya melalui pemilu akan terus berlanjut ke pemilu berikutnya? Rakyat secara sepihak bisa memutuskan berlanjut atau tidak.
Berkaca dari anggota dewan petahana yang gagal melenggang ke parlemen, bisa jadi pelajaran karena mereka abai atas harapan dan pesan tersirat rakyat yang diwakilinya.
Semoga kedepan komitmen dan konsistensi caleg terpilih sampai pasca pelantikan nanti tetap menjalin komunikasi politik yang sehat dan bermakna, tidak hanya terbatas pada pemilih yang memilihnya saja, tapi juga kepada berbagai elemen masyarakat yang ada dalam lingkup kerja kedewanan.**