Weda, Koridorindonesia.id– Intensitas hujan yang melanda kabupaten Halmahera Tengah sangat tinggi sehingga mengakibatkan beberapa desa dilanda banjir. Salah satu yang terparah ialah di desa Lukulamo dengan ketinggian air kisaran 2 meter. Kondisi tersebut membuat arus kendaraan menjadi terhenti.
Kondisi ini membuat Penjabat (Pj) bupati Halmahera Tengah (Halteng), Ikram M Sangadji terjun langsung ke lokasi untuk melihat kondisi banjir di desa Lukulamo. Pada kesempatan tersebut, bupati didampingi oleh Dandim 1512/Weda, Letkol Inf. Nugroho Notosusanto, Wakapolres Halteng, serta beberapa pimpinan OPD Halteng.
Ikram Sangadji pada kesempatan tersebut mengimbau kepada masyarakat yang terdampak banjir agar harus bersabar, dan bisa mengamankan harta benda penting serta selalu berhati-hati.
“Upaya dari pemerintah, yakni akan disalurkan bantuan berupa makanan dan pakaian. Semoga kondisi air cepat surut dan masyarakat dapat kembali beraktifitas.” imbau Ikram Sangadji pada Selasa (23/07/2024).
Untuk warga korban bencana banjir tersebut, terdapat sejumlah warga yang masih bertahan di rumah mereka. Sedangkan sisanya telah mengungsi di tempat-tempat yang lebih aman.
Sedangkan untuk penanganan sungai Kobe yang menjadi penyebab banjir akan dibangun saluran sehingga bisa membantu mengalirkan air ketika kondisi curah hujan yang tinggi.
Selain itu, pembangunan yang tidak sesuai dengan tata ruang juga menjadi salah satu faktor penyebab banjir. Disamping itu, beberapa warga yang enggan melepas lahannya untuk pembangunan tanggul dan saluran di sungai Kobe juga menjadi kendala penanganan banjir.
“Untuk penanganan banjir nanti setelah surut, kita akan lihat secara detail lagi untuk ditindaklanjuti. Banjir terjadi karena aliran sungai Kobe sudah banyak bangunan, sehingga drainase tidak berfungsi. Kapasitas sungai Kobe yang tidak mampu menampung volume air hingga mengakibatkan air meluap,” jelas Pj Bupati, Ikram Sangadji.
Pj Bupati Halteng juga menerangkan bahwa proses evakuasi sudah dilakukan oleh jajaran TNI, Polri, Satpol PP, BPBD Halteng serta masyarakat setempat. Proses evakuasi mengutamakan pada warga lansia, anak-anak dan ibu hamil. (Ibo*)