Oleh:Alchia Nur Akhfini, Alena Nur Achwani, Afira Deliana Satria
Abstrak
Sebagai bahasa nasional dan resmi, bahasa Indonesia berperan penting dalam mempersatukan masyarakat Indonesia yang majemuk. Namun di era globalisasi dan kemajuan teknologi, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar semakin terancam dengan maraknya penggunaan kata-kata gaul dan asing terutama di kalangan generasi muda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab melemahnya penggunaan bahasa Indonesia dan dampaknya terhadap pelestarian jati diri dan budaya bangsa. Teori seperti teori Sapir-Whorf dan teori adaptasi komunikasi digunakan untuk menganalisis fenomena ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh media sosial, dominasi budaya populer asing, dan kurangnya kesadaran akan pentingnya bahasa Indonesia yang baik dan benar menjadi faktor utamanya. Rekomendasi yang dihasilkan antara lain perbaikan pendidikan bahasa Indonesia, kampanye penyadaran masyarakat, dan peran aktif media dalam mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kata Kunci: Bahasa Indonesia, bahasa gaul, bahasa asing, globalisasi, identitas nasional, teori Sapir- Whorf, teori akomodasi komunikasi, media sosial.
PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta mempunyai peranan penting sebagai alat pemersatu negara. Bahasa ibu sebagian besar masyarakat Indonesia, bahasa ini juga menjadi sarana utama pendidikan, pemerintahan, dan komunikasi sehari-hari.
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar mencerminkan jati diri dan budaya bangsa serta merupakan landasan penting bagi pengembangan dan pemeliharaan persatuan bangsa.
Namun di era globalisasi dan kemajuan teknologi saat ini, bahasa Indonesia menghadapi tantangan besar akibat maraknya penggunaan kata-kata gaul dan asing, terutama di kalangan generasi muda. Globalisasi membawa arus informasi, budaya, dan bahasa asing yang cepat dan meluas melalui internet dan media sosial. Dampak ini berdampak pada cara masyarakat berkomunikasi, terutama generasi muda yang aktif menggunakan teknologi dan media sosial.
Bahasa gaul adalah versi kosakata dan ekspresi yang lebih informal, sering kali berasal dari campuran kata-kata asing, dan telah menjadi bagian integral dari percakapan dan interaksi media sosial sehari-hari di kalangan anak muda. Istilah-istilah baru dan ungkapan-ungkapan asing yang diperkenalkan di dunia maya dengan cepat menyebar dan menjadi bagian dari percakapan sehari-hari. Contoh penggunaan bahasa gaul ini bisa ditemukan di berbagai platform media sosial seperti Instagram, Twitter, dan TikTok. Selain itu, dominasi budaya populer asing seperti musik, film, dan acara televisi semakin meningkatkan pengaruh bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari.
Film-film Hollywood, musik populer Amerika, dan serial televisi dari berbagai negara seringkali menggunakan bahasa Inggris dan bahasa lainnya, sehingga mempengaruhi penggunaan bahasa pemirsanya. Akibatnya kata dan frasa banyak digunakan dalam bahasa asing dibandingkan bahasa Indonesia.
Keterasingan terhadap masyarakat Indonesia yang baik dan saleh. Jika tidak ditangani secara serius, hal ini dapat berdampak buruk terhadap jati diri bangsa dan kelestarian budaya Indonesia. Melemahnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat menyebabkan terkikisnya identitas budaya, menurunnya nilai kekayaan bahasa daerah, dan terhambatnya komunikasi yang efektif dalam lingkungan resmi dan publik. Beberapa teori linguistik dan komunikasi dapat digunakan untuk memahami fenomena ini. Salah satunya adalah teori Sapir-Whorf yang menyatakan bahwa bahasa mempengaruhi cara kita berpikir dan memandang dunia. Jika bahasaIndonesia tidak digunakan dengan baik dan benar, maka dapat mempengaruhi pola pikir dan identitas budaya masyarakat Indonesia. Teori lainnya adalah teori adaptasi komunikasi, yang menjelaskan bagaimana individu mengadaptasi ucapannya agar sesuai dengan lawan bicaranya dan situasi sosial.Dalam konteks ini, penggunaan kata-kata slang atau asing dapat dilihat sebagai bentuk adaptasi terhadap tren global dan kebutuhan untuk diterima dalam kelompok sosial tertentu.Lebih lanjut, teori globalisasi budaya Roland Robertson menjelaskan bagaimana proses globalisasi mengarah pada peningkatan kesadaran global, pertukaran budaya, dan adopsi budaya.
Dalam hal ini, bahasa gaul dan bahasa asing dapat melambangkan identitas global yang modern dan dinamis, namun juga dapat mengancam kelestarian bahasa dan budaya lokal. Oleh karena itu, penting untuk lebih memahami penyebab lemahnya penggunaan bahasa Indonesia dan mencari solusi untuk mengatasi tantangan tersebut.Berbagai pemangku kepentingan baik pemerintah, lembaga pendidikan, maupun masyarakat umum harus berupaya untuk menggalakkan dan menjaga penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai fenomena menurunnya penggunaan bahasa Indonesia dalam menghadapi maraknya penggunaan bahasa gaul dan bahasa asing. Pendekatan kualitatif dipilih karena memungkinkan peneliti memperoleh wawasan yang lebih mendalam dengan menganalisis konteks sosial dan budaya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
- Pengaruh bahasa gaul dalam komunikasi sehari-hari Wawancara mendalam dengan pelajar dan pengguna media sosial mengungkapkan bahwa bahasa gaul berperan besar dalam komunikasi sehari-hari. Bahasa gaul sering digunakan dalam percakapan informal dan media sosial sebagai bentuk ekspresi diri dan mengikuti tren terkini.
Istilah sehari-hari yang umum digunakan antara lain “baper” (untuk menyampaikan perasaan), “genk” (kumpulan teman), dan “kepo” (untuk mengetahui urusan orang lain). Penggunaan bahasa gaul ini terjadi di berbagai platform media sosial seperti Instagram, Twitter, dan TikTok. Siswa melaporkan bahwa mereka sering menggunakan bahasa gaul ketika berkomunikasi dengan teman dan dalam konten yang mereka buat di media sosial. Hal ini didukung oleh pengamatan bahwa bahasa gaul digunakan sebanyak 4.444 kali dalam komentar, status, dan caption di media sosial.
- Dominasi bahasa asing dalam budaya populer Dominasi bahasa asing khususnya bahasa Inggris terlihat jelas dalam budaya populer. Bahasa Inggris adalah bahasa utama yang digunakan dalam film-film Hollywood, musik populer internasional, dan serial televisi. Pelajar dan pengguna media sosial mengakui bahwa mereka sering mengenal bahasa Inggris melalui percakapan dan semakin banyak memasukkan kata-kata dan frasa bahasa Inggris ke dalam percakapan sehari-hari mereka.
Misalnya, istilah seperti “dinginkan”, “update”, dan “getaran” biasanya digunakan oleh generasi muda dalam percakapan. Pengamatan menunjukkan bahwa ungkapan-ungkapan ini digunakan tidak hanya dalam konteks informal, namun juga dalam konteks yang lebih formal, seperti tugas sekolah dan presentasi.
- Dampak Terhadap Bahasa Indonesia Yang Benar dan Benar Dari hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia ditemukan lebih banyak siswa yang tidak mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan kata-kata gaul dan asing menyebabkan penurunan kualitas bahasa Indonesia yang digunakan dalam dokumen dan percakapan formal.
Guru melaporkan bahwa siswa sering mengalami kesulitan menulis esai dan dokumen resmi dalam bahasa Indonesia menggunakan aturan tata bahasa dan ejaan yang benar.Hal ini mempengaruhi kualitas pendidikan bahasa Indonesia dan kemampuan komunikasi formal siswa.
- Upaya menjaga penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar Inisiatif untuk menjaga penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, termasuk program peningkatan kualitas bahasa Indonesia di sekolah dan kampanye media sosial untuk mempromosikan bahasa Indonesia upaya telah dilakukan untuk mempertahankan hal ini.
Meskipun terdapat upaya-upaya ini, hasil wawancara menunjukkan bahwa dampaknya masih terbatas.
PEMBAHASAN
- Teori Sapir-Whorf dan Pengaruh Bahasa Gaul Teori Sapir-Whorf bahwa bahasa mempengaruhi cara kita berpikir dan memandang dunia relevan dalam konteks ini. Penggunan kata-kata gaul dan asing dalam komunikasi sehari-hari dapat mempengaruhi cara berpikir generasi muda tentang bahasa Indonesia.
Jika kata slang 1dan asing lebih dominan, maka persepsi mengenai arti kata bahasa Indonesia yang baik dan benar bisa saja berubah. Misalnya kata slang dan kata asing dapat menggantikan kosakata bahasa Indonesia yang lebih formal.
Sebagaimana dicatat dalam observasi dan wawancara, hal ini dapat menyebabkan kurangnya pemahaman tentang tata bahasa dan ejaan yang benar. Karena siswa lebih sering menggunakan bahasa sehari-hari dan bahasa asing, aturan bahasa formal mungkin menjadi kurang penting dalam komunikasi formal.
- Teori Adaptasi Komunikasi dan Penggunaan Bahasa Asing Teori Adaptasi Komunikasi menjelaskan bahwa individu mengadaptasi cara mereka berbicara tergantung pada lawan bicara dan konteks sosial. Dalam hal ini penggunaan bahasa gaul atau kata asing dapat dilihat sebagai bentuk adaptasi terhadap tren global dan kebutuhan untuk diterima dalam kelompok sosial tertentu.
Pelajar dan pengguna media sosial cenderung menggunakan kata-kata gaul dan asing untuk menyesuaikan dengan norma-norma sosial yang berkembang di media sosial dan budaya populer. Penggunaan bahasa asing dalam hiburan populer berfungsi sebagai simbol status sosial dan inklusi dalam masyarakat internasional.
- Globalisasi Kebudayaan dan Dampaknya Terhadap Bahasa Indonesia Teori globalisasi budaya Roland Robertson menjelaskan bahwa proses globalisasi menyebabkan pertukaran budaya yang cepat dan meluas. Dalam konteks ini, bahasa gaul dan bahasa asing sudah menjadi bagian dari budaya dunia yang diterima generasi muda Indonesia.
Film, musik, dan media asing memperkenalkan bahasa baru dan memengaruhi cara orang berkomunikasi. Dominasi budaya asing ini seringkali mengakibatkan bahasa daerah, termasuk bahasa Indonesia, diabaikan atau diremehkan.Globalisasi budaya menyebabkan peralihan dari bahasa Indonesia ke bahasa asing di beberapa bidang kehidupan, khususnya hiburan dan media sosial.
- Upaya Pelestarian Bahasa Indonesia Upaya pelestarian Bahasa Indonesia dengan baik memerlukan pendekatan yang lebih holistik dan strategis. Program pendidikan bahasa Indonesia di sekolah perlu diperkuat dengan kurikulum yang menekankan pentingnya penggunaan bahasa secara baik dan benar serta melibatkan siswa dalam kegiatan yang meningkatkan kesadaran retensi bahasa.
Kampanye media sosial yang mempromosikan bahasa Indonesia bisa lebih kreatif dan menarik khalayak yang lebih luas. Media massa dan influencer dapat berperan dalam menyebarkan pesan tentang pentingnya bahasa Indonesia sebagai bagian dari jati diri bangsa.
Tabel Ringkasan Hasil Penelitian 1.1
Temuan Utama | Deskripsi |
Penggunaan Bahasa
Gaul |
Bahasa gaul digunakan secara luas di media sosial dan pergaulan anak |
Dominasi Bahasa Asing |
Bahasa Inggris mendominasi budaya populer; contoh: “chill”, “update”, “vibe” digunakan dalam konteks informal dan formal. |
Dampak Terhadap
Bahasa Indonesia |
Penurunan kualitas bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam tulisan dan percakapan formal. |
Upaya Mempertahankan Bahasa Indonesia |
Efektivitas program pendidikan bahasa Indonesia dan kampanye media sosial masih terbatas. |
KESIMPULAN
Melemahnya bahasa Indonesia di tengah maraknya penggunaan kata-kata gaul dan asing membuat perubahan penggunaan bahasa dapat mempengaruhi kemurnian dan efektifitas bahasa nasional. Semakin meluasnya penggunaan istilah-istilah sehari-hari dan kata-kata asing dapat mengubah penggunaan formal dan baku bahasa Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan. Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar, melemahkan rasa identitas budaya serta menghambat pemahaman dan komunikasi efektif di kalangan generasi muda. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya lebih lanjut dalam pendidikan bahasa dan promosi penggunaan standar bahasa Indonesia dalam berbagai konteks.
SUMBER
Hidayat, R. (2018). “Bahasa Indonesia dalam Konteks Globalisasi.” Jurnal Bahasa dan Sastra, 10(2), 112-125. Artikel ini mengeksplorasi dampak globalisasi terhadap bahasa Indonesia.