Weda, Koridorindonesia.id– Edi Langkara dan Abdurrahim Odeyani menggelar tatap muka atau kampanye damai yang digelar di Kecamatan Kota Weda, kabupaten Halmahera Tengah, provinsi Maluku Utara pada 30 September 2024 malam.
Pada kampanye Elang-Rahim tersebut dihadiri oleh 10 partai koalisi Elang-Rahim, Ketua Tim pemenang, Yanto M Asri, tokoh masyarakat dalam kota Weda, tokoh pemuda, lapisan masyarakat, dan paguyuban yang ada dalam kota Weda.
Pada penyampaian kampanye, Edi Langkara yang sering kali disapa Elang itu menyampaikan, refleksi perjuangan pemekaran Kabupaten/Kota dan perpindahan Ibu kota Kabupaten Halmahera Tengah dari Soa-Sio ke Weda.
Dihadapan masyarakat Weda, Edi langkara dan Abdurahim Odeyani optimis akan melanjutkan pembangunan di Kabupaten Halmahera Tengah sebagimana mereka membangun pada periode pertama.
“Betapa pentingnya pemerintahan yang akan datang, kita juga akan melihat betapa pentingnya Halmahera Tengah dalam menyongsong kepemimpinan di 5 tahun yang akan datang yang akan dimulai pada awal tahun 2025.” ujar Elang.
Kata Elang, kepemimpinannya akan berbicara tentang infrastruktur wilayah jalan dan jembatan, kesejahteraan pegawai, ASN, nasib guru dan kesehatan, Tenaga Media, para PTT yang saat ini diujung tanduk. Maka kedepan Elang-Rahim berkomitmen untuk menyelamatkan semua.
“Kita melihat Halmahera Tengah sebagai satu kesatuan dari Provinsi Maluku Utara, Halmahera Tengah jadi titik ekonomi dunia hari ini. Kita cari pemimpin-pemimpin yang pantas untuk mengawal daerah ini di kanca internasional. Kita harus percaya diri bahwa putra daerah, orang gebe harus jadi Bupati, Orang Weda juga harus jadi Bupati sebab ini menyangkut dengan nasib rakyat Halmahera Tengah,” kata Elang menegaskan.
Bahwa konsep Fagogoru, kata Elang adalah Payung bagi umat manusia yang ada dimuka bumi ini, sebab Fagogoru adalah sunnah bagi kau muslimin yang mengandung nilai kasih sayang. Oleh karna itu, orang Patani dan Gebe harus megabdikan diri sebagai payung untuk komunitas yang hadir di Bumi Halteng ini.
“Ak tarima i, K jaga i, fafi i e,” kata Elang mengungkap falsafah Fagogoru.
Kata Elang, kita sebagai payung, tentu kita sebagai leadernya, orang Weda yang harus menjadi leadernya. Orang Patani Gebe yang harus jadi pemimpinnya. Kata Elang, ini penting untuk ia sampaikan kepada saudara-saudara yang ada di kota Weda ini, jangan menjadikan daerah ini hanya untuk sesuap nasi.
“Kita tidak hanya mengandalkan PT IWIP sebagai satu-satunya ekonomi dunia. Kita masih punya Gebe, sebagai mercusuar di Pulau Gebe semua ini adalah simbiosis mutualisme,” jelasnya.
Kata Elang, kita hadir untuk menerangi posisi Pulau Gebe sebagai wujud cinta terhadap orang Patani dan Weda yang menjadi awal perputaran ekonomi kita di Halmaherah tengah. (Ibo*)