Menyoal Pernyataan Jubir IMS-ADIL, Eks Ketua Hipmi Halteng Sebut Hamdan Tak Paham Siklus APBD

Risal Sarian, Mantan Ketua Hipmi Halteng

Weda, Koridorindonesia.id– Praktik penyalahgunaan kewenangan dan kekuasaan terhadap APBD terus menjadi sorotan. Sikap mantan Pj. Bupati Ikram M Sangadji dianggap mengotak-atik sejumlah program yang telah ditetapkan oleh pemerintahan Elang-Rahim di tahun 2022 dan dialokasikan dalam APBD 2023.

“APBD yang ditetapkan Elang-Rahim mencakup pembangunan jembatan, jalan hotmix, serta program pemberdayaan masyarakat. Semua ini adalah gagasan Elang-Rahim yang seharusnya dilaksanakan oleh Pj. Bupati Ikram,” ujar Risal Sarian pada Kamis (6/8/2024).

Risal sebagai mantan Ketua Hipmi Halteng menyebut bahwa Hamdan telah membuat pernyataan yang liar dan menunjukkan kurangnya pemahaman tentang siklus pembahasan APBD.

Hamdan sebagai juru bicara dari Paslon IMS-ADIL sebelumnya menyebutkan bahwa dalam masa kepemimpinan Elang-Rahim telah mewarisi defisit anggaran daerah hingga mencapai Rp.400 Miliyar. Ia juga menyebutkan bahwa beberapa program dan persoalan di Halteng baru bisa diselesaikan saat masa kepemimpinan Pj. Bupati, Ikram Sangadji.

“Hamdan menyebut soal utang, namun ini menunjukkan ketidakpahamannya. Utang daerah bukan hal baru, dan setiap tahun selalu diselesaikan, termasuk di masa pemerintahan sebelumnya,” tegas Risal.

Ia menambahkan bahwa pemerintahan Elang-Rahim mengambil langkah strategis dalam pembangunan infrastruktur, meskipun harus menghadapi defisit anggaran dan melakukan utang kepada pihak ketiga. Namun, semua utang tersebut diselesaikan setiap tahunnya, sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.

“APBD di masa Elang-Rahim itu berbeda kompleksitasnya dengan situasi sekarang. Saat itu, Halteng menghadapi tantangan pembangunan infrastruktur besar, termasuk jalan antar kecamatan dan desa, telekomunikasi, serta dampak dari pandemi COVID-19,” jelas Risal.

Risal juga mengkritik APBD yang disusun di masa Ikram, yang dianggapnya hanya fokus pada kebutuhan konsumtif, tanpa adanya kebijakan strategis yang mendorong pembangunan.

“Hamdan sebaiknya belajar lebih banyak agar tidak asal berbicara tanpa memahami konteks sebenarnya,” pungkas Risal. (Ibo*)